DSpace Repository

Makna Bashara, Nazhara dan Ra`a dalam Al-Qur`an (Analisis Sinonimitas Terhadap Tafsir al-Mishbah Karya Quraish Shihab)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Ali Mursyid
dc.contributor.author Nur Amirah, 15210680
dc.date.accessioned 2020-07-06T07:12:37Z
dc.date.available 2020-07-06T07:12:37Z
dc.date.issued 2019
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/787
dc.description.abstract Di dalam kajian Al-Qur`an persoalan sinonimitas merupakan bagian penting dalam metode penafsiran. Problematika ta‟âruḍ (secara lahir teks ayat yang satu tampak bertentangan dengan teks ayat yang lain) yang sering diselesaikan dengan metode nâsikh mansȗkh (menghapus dan dihapus) dapat dihindari dengan metode subtitusi dalam sinonimitas ini. Oleh karena itu persoalan sinonimitas yang telah dirumuskan oleh para ahli bahasa mendapat perhatian khusus oleh para ahli tafsir. Banyak ahli tafsir yang mencoba mengkritisi kembali persoalan sinonimitas ini tidak hanya dari perspektif bahasa namun juga teologi..Salah satu kata yang diduga tarâduf (mengandung) sinonimitas dalam Al-Qur`an adalah kata bashara, nazhara dan ra`a. Karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimana makna bashara, nazhara dan ra`a dalam Al-Qur`an, bila dikaji dari tafsir al- Mishbah karya Quraish Shihab dengan tujuan untuk memudahkan memahami makna kandungan isi Al-Qur`an sebagai pesan ilahi. Masalah yang diangkat adalah apa perbedaan dan persamaan makna bashara, nazhara dan ra`a dalam Al-Qur`an dalam perspektif tafsir al- Mishbah. Jenis penelitian yang digunakan adalah kajian pustaka (library research) dan menggunakan sumber data primer yaitu tafsir al-Mishbah. Dan adapun pendekatan atau teori at-Taraduf (Sinonimitas) dalam Al-Qur`an, yang merupakan bagian pembahasan dalam ulumul Qur`an atau kaidah tafsir. Lafazh bashara disebutkan 147 kali. lafazh nazhara disebutkan 129 kali dan lafazh ra’a disebutkan sebanyak 299 kali dalam Al-Qur`an. Serta akna bashara dilihat dari beberapa penafsiran ayat, yakni mengetahui, memiliki keterampilan, melihat dengan mata kepala dan hati yang jernih, melihat dengan penglihatan yang haqiqi seperti sifat penglihatan Allah dan ada pula yang bermakna lain, seperti bukti-bukti ataupun hujjah yang nyata yakni Al- Qur`an. Kedua, makna nazhara adalah melihat dengan mata kepala, pandangan yang menyeluruh, pandangan dengan maksud mengambil i’tibar (pelajaran). ketiga, makna ra`a adalah melihat dengan mengetahui, melihat dengan makna menilai, melihat dengan menyeluruh, melihat dengan hati dan fikiran. xvi Persamaan ketiga lafazh tersebut adalah secara umum diartikan dengan makna melihat dan dalam tafsir al-Mishbah dijelaskan bahwa lafazh bashara, nazhara dan ra`a adalah lafazh-lafazh yang disebutkan dalam Al-Qur`an sebagai pandangan manusia. Quraish Shihab menjelaskan perbedaan ketiga lafazh tersebut adalah bashara, yakni melihat dengan dengan mengetahui seluk beluk serta perincian yang bersifat indrawi dari apa yang dilihat, nazhara, yakni melihat bentuk dan gambaran sesuatu dan ra`a, yakni melihat disertai dengan mengetahui secara mendalam atas hakikat sesuatu. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject Bashara en_US
dc.subject Nazhara en_US
dc.subject Ra`a en_US
dc.title Makna Bashara, Nazhara dan Ra`a dalam Al-Qur`an (Analisis Sinonimitas Terhadap Tafsir al-Mishbah Karya Quraish Shihab) en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account