Abstract:
Kesuksesan Internasionalisasi pendidikan Islam pada dasarnya
dimulai dari perjalanan kesungguhan setiap pelajar muslim menjalani
pendidikannya sebagai bagian dari refleksi ajaran Islam. Pada sambutan
ini, izinkan saya memberikan refleksi sesuai perjalanan spriritual saya.
Perjalanan spiritual saya dimulai sejak kuliah dijurusan sastra Universitas
Internasional, Tokyo, Jepang (1996-2000). Tepat setahun setelah lulus,
Februari 2001, saya memutuskan masuk Islam. Saya pergi ke masjid
terbesar di Tokyo, dan mengucap syahadat. Jumlah umat Muslim di
Jepang saat itu kurang dari 0,01 persen. Dari 130 juta penduduk Jepang
hanya 70-100 ribu orang yang memeluk Islam. Mayoritasnya adalah
pendatang termasuk dari Indonesia. Saya kemudian melanjutkan kuliah
magister Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Internasional Malaysia
(IIUM) pada 2002-2005, dan program doktoral studi Islam Asia
Tenggara di Universitas Doshisha, Kyoto, Jepang pada 2006-2011.
Proses yang disebut “Internasionalisasi Pendidikan Islam”
merupakan proses interaksi timbal balik antara ranah publik mainstream
dan ranah publik alternatif. Proses ini juga merupakan upaya bertahap
memulihkan fungsi mekanisme dan tatanan sosial pendidikan Islam.
Internasionalisasi pendidikan Islam khususnya bagi pelajar Muslim
memiliki latar belakang sejarah yang unik pada arena diskusi terbuka.
Dalam mengkaji peran ruang “Internasionalisasi Pendidikan Islam”
pada prespektif modern tantangan era globalisasi, penting untuk
mempertimbangkan latar belakang sejarah. Ruang bersejarah ini
memiliki aspek institusi, kelompok dan sistem, seperti ulama (ulama
Islam), madzhab (hukum Islam), dan Ummah (komunitas muslim) yang
berperan sebagai arena diskusi terbuka kemajuan pendidikan Islam.
Mekanisme ini memajukan Internasionalisasi pendidikan Islam
pada berbagai sistem. Unsur kebijakan pendidikan Islam setiap negara
wajib merespon populerisasi dan opini publik Muslim, yang dibentuk
ruang publik kontra dan alternatif dengan tujuan mempromosikan
pendidikan Islam untuk mencapai dukungan penuh pemerintahan baik
tingkal lokal maupun Internasional. Tata kelola pendidikan Islam
memerlukan tatanan sosial yang sesuai sebagai prasyarat, dan ruang
publik Islam Internasional adalah bagian darinya.
Buku ini memberikan pengetahuan yang menyeluruh bagi para
pembaca tentang Internasionalisasi Pendidikan Islam. Semoga buku
yang merupakan buah pemikiran 20 penulis dari 5 negara ini (Indonesia,
Malaysia, Thailand, Uzbekistan, dan Madagaskar) mampu memberikan
pencerahan dan semangat baru pada dunia pendidikan Islam. Saya
sangat apresiasi untuk segenap karya tim penulis yang turut serta dalam
perjuangan pendidikan Islam. Hanya pada Allah SWT kita kembali,
memohon petunjuk dan pertolongan. Latar Belakang penyusunan buku internasionalisasi pendidikan
Islam ini dimulai dengan catatan sejarah Peradapan Islam yang menjadi
pelopor Ilmu pengetahuan dan technologi. Ilmuwan Muslim telah
berhasil mencapai masa kejayaan pada kelahiran lembaga pendidikan
tinggi yang bernama universitas (Jami’ah). Debut kelahiran universitas
pertama di dunia dari peradapan Islam, sangat monumental karena
sebelumnya tidak ada satupun peradapan yang ada, memiliki sistem
pendidikan tinggi. Dari proses pendidikan Islam ini kemudian
ditemukan banyak ilmuwan muslim tangguh yang menjadi teladan
penemuan mutakhir multidisplin bidang.
Ketika kekuatan globalisasi meletus tahun 1980-an,
bagaimanapun, telah berdampak dalam percepatan internasionalisasi
pendidikan Islam. Semakin banyak universitas di seluruh dunia mulai
menambahkan konsep internasionalisasi pada kegiatan pendidikan,
menanamkan etos internasional, dan mengembangkan kompetensi
internasional antar pelajar. Pandemi global, juga mendorong agenda
'virtual' Internasionalisasi pendidikan Islam.
Dengan latar belakang inilah program buku Internasional ini
diajukan. Agar secara khusus, tim penulis yang terlibat mampu
mengeksplorasi substansi dan ruang lingkup internasionalisasi dalam
konteks pendidikan Islam, dengan mendokumentasikan konsep
kontemporer, teori, dan praktik internasionalisasi pendidikan Islam.
Studi kasus dilakukan untuk mengungkapkan pendekatan inovatif
dalam internasionalisasi pendidikan Islam. Tim penulis akan dipandu
oleh tiga fokus yang luas namun saling terkait:
1. Konseptual: Bagaimana internasionalisasi dalam konteks pendidikan
Islam? Apa internasionalisasi pendidikan Islam memiliki perbedaan?
Apa ciri utama internasionalisasi pendidikan Islam?
2. Teoritis: Apa konsekuensi internasionalisasi dalam konteks
pendidikan Islam? Mengapa internasionalisasi pendidikan Islam
terjadi? Siapa yang menerima keuntungan/kerugian dari ini?
3. Praktis: Bagaimana internasionalisasi dilaksanakan dalam konteks
pendidikan Islam? Bagaimana praktik terbaik internasionalisasi
pendidikan Islam? Pelajaran apa yang bisa dipetik dari
internasionalisasi pendidikan Islam?
Menjawab semua jenis pertanyaan ini, mempertajam kajian
Internasionalisasi pendidikan Islam. Setiap bab dievaluasi: novelti dan
kontribusinya pada pemahaman pembaca terkait internasionalisasi
pendidikan Islam secara eksplisit