Abstract:
Penelitian ini mengkaji fenomena Qur’an Journaling yang berkembang
pesat di kalangan Generasi Z sebagai praktik keagamaan kontemporer. Praktik
ini menyatukan ruang digital dengan spiritualitas personal, sehingga
memunculkan pertanyaan mendalam mengenai cara penafsiran Al-Qur’an
yang dilakukan di luar kerangka tafsir formal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji lebih mendalam pola penafsiran yang dihasilkan, dengan
menggunakan pendekatan Living Qur'an dan berlandaskan teori Tafsir
Reseptif Fungsional.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang berfokus
pada analisis konten dari tiga akun media sosial yang aktif mempraktikkan
Qur’an Journaling. Data primer diperoleh melalui analisis yang sistematis, di
mana penulis mengidentifikasi dan mengelompokkan pola-pola penafsiran
yang muncul. Untuk memastikan keabsahan data, temuan ini diverifikasi
dengan membandingkannya terhadap tafsir dan teori yang relevan.
Temuan penelitian menunjukkan adanya karakteristik khusus pada
penafsiran Qur’an Journaling yang terlihat dalam tiga dimensi utama:
fungsional (Al-Qur'an sebagai pedoman praktis), subjektif (pemaknaan yang
dipengaruhi kondisi emosional dan latar belakang pribadi), dan aksesibilitas
(penyajian makna dengan bahasa informal serta analogi kontekstual).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa praktik Qur’an Journaling adalah wujud
nyata dari Living Qur'an yang berfungsi sebagai sarana bagi audiens digital
untuk menemukan relevansi dan makna personal dari ajaran Islam.