Abstract:
Berawal dari Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) selama satu bulan di sekolah SMP Al-Hasra peneliti melihat siswa/i mengambil uang dari sakunya dan memasukkannya ke dalam celengan Gerakan 500, dengan itu maka peneliti tertarik akan membuat skripsi ini. Rumusan masalah ini ialah Bagaimana Implementasi gerakan 500 di SMP Al-Hasra kota Depok?.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Gerakan 500 di SMP Al-Hasra kota Depok. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian Kualitatif dengan desain Deskriptif Kualitatif, dan jenis penelitian ini ialah Studi Kasus. Objek penelitian ini adalah Implementasi gerakan 500. Sedangkan informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi Objek, maka informan disini ialah: Yayasan Al-Hasra, Kepala Sekolah SMP Al-Hasra, Guru PAI, Siswa SMP Al-Hasra dan Orangtua Siswa SMP Al-Hasra. Teknik pengumpulan data dengan metode Observasi, Wawancara, Dokumentasi, dan Triangulasi dengan melakukan cross check pada data yang diperoleh. Teknik analisis data dengan cara Reduksi Data, Data Display, dan Kesimpulan/ Verifikasi. Hasil penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa Implementasi dari Gerakan 500 adalah wujud konkret pendidikan membangun atau membentuk karakter siswa sejak dini atau sejak muda untuk berbagi, berderma kepada sesama sesuai ajaran Agama Islam. Gerakan 500 merupakan program sekolah Al-Hasra, dengan tujuan untuk memberdayakan kaum dhuafa di daerah Bojongsari, dengan cara membantu kebutuhan mereka yaitu membagikan sembako bulanan kepada keluarga binaan yang sudah di tetapkan sekolah Al-Hasra, adapun pengelolaannya yaitu dengan cara mengumpulkan uang logam 500 rupiah, yang diwadahi dengan kaleng/celengan. Program ini ditujukan kepada warga sekolah Al-Hasra diantaranya siswa, guru, karyawan dan lain sebagainya. Dengan ini banyak sekali dampak positif yang didapat terutama pada siswa, diantaranya yaitu: siswa belajar berinfaq, siswa belajar untuk tidak boros karena sudah terbiasa untuk menyisihkan uangnya yang akan diberikan kepada orang yang tidak mampu, dan tertanam pada diri siswa sikap peduli kepada sesama lingkungan sosialnya. Hal ini dibuktikan dari antusias siswa dalam menjalankan program ini yaitu semakin meningkatnya dana Gerakan 500 setiap harinya, kemudian ketika ada musibah siswa tergerak untuk membantunya, dan dukungan lainnya berupa support dari orangtua mengingatkan anaknya untuk selalu berinfaq. Namun ada faktor penghambat yaitu program ini terhenti jika sekolah libur, dan pada saat pandemi saat ini.
