dc.description.abstract |
Perkembangan teknologi digital telah merambah kesegala lapisan
masyarakat. Masyarakat dapat dengan mudahnya mengakses segala macam
situs apapun melalui internet. Perkembangan ini membawa dampak bagi
mudah berkembangnya budaya asing yang masuk ke Indonesia. Salah
satunya budaya K-Pop. penulis melakukan survei ke 72 siswa kelas 5 SD al-
Fath Cirendeu. Hasil yang diperoleh peneliti yaitu 32 orang siswa perempuan
merupakan penggemar K-Pop. Kemudian menurut survei yang dilakukan
oleh kumparan 57% penggemar K-Pop berasal dari usia 12-20 tahun. Dalam
survei tersebut juga disebutkan bahwa 56 % fans K-Pop menghabiskan waktu
1-5 jam melihat media sosial untuk mencari tahu segala informasi tentang
idola mereka. Sebanyak 28 % fans bahkan menghabiskan 6 jam lebih di
dunia maya untuk melihat berbagai aktivitas sang idola. Hal tersebut tentunya
dapat menjadi boomerang dan masalah yang krusial dimana pada usia
tersebut anak sedang dalam fase emas perkembangan dan identitas mereka
belum sepenuhnya terbentuk. Oleh sebab itu, peran tri pusat pendidikan
sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pendidikan anak sangat
penting. Guna mengawasi dan membimbing anak agar tidak terpengaruh
dampak negatif daripada budaya K-Pop seperti budaya komsumtif, budaya
imitasi, nomophobia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran tri pusat
pendidikan dalam merespon perubahan sikap siswa penggemar K-Pop.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan ini diharapkan dapat menggali
secara mendalam peran tri pusat pendidikan dalam merespon perubahan
sikap siswa penggemar K-Pop.
Hasil penelitian yang didapatkan penulis upaya dari tri pusat
pendidikan sangat diperlukan dan dilakukan secara berkala agar siswa
penggemar K-Pop tidak mudah terpengaruh dampak negatif dari budaya KPop.
upaya yang dilakukan tri pusat pendidikan SD al-Fath Cirendeu yaitu
upaya penanaman pendidikan karakter, sosialisasi terkait dampak positif serta
dampak negatif dari K-Pop, pemberian nasehat kepada peserta didik dengan
bahasa yang persuasif secara berkelanjutan, membatasi dan memfilter
informasi yang dapat anak akses ketika anak bermain gawai, pengenalan
budaya-budaya tradisional indonesia, menyibukkan anak dengan kegiatankegiatan
yang mengarah kepada pengembangan potensi dan keterampilan
anak, pembinaan tentang parenting. |
en_US |