Abstract:
Penelitian ini dilatar belakangi oleh terbitnya surat dari Kemendikbud
No. 179342/MPK/KR/2014 tentang pelaksanaan kurikulum 2013, pro-kontra
terhadap implementasi kurikulum 2013 menjadi bahan pertimbangan dalam
kebijakan setiap unit satuan pendidikan dalam menerapkan kurikulum
tersebut sehingga dalam posisi ini guru harus berperan aktif dalam
memahami kurikulum satuan pendidikan, karena kurikulum merupakan
pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan.
Guru sebagai learning manager, yang menjalankan tugasnya dituntut
untuk sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) professional,
kemasyarakatan, dan manusiawi, supaya hasilnya dapat sejalan dengan apa
yang dicita-citakan oleh tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan
potensi siswa untuk menjadi manusia seutuhnya (insan kāmil). Kurikulum
disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang
masing-masing satuan pendidikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
persiapan dan kesiapan guru Agama di SMK Islam PB Soedirman 1 Jakarta
dalam menghadapi implementasi kurikulum 2013, selanjutnya bagaimana
guru agama melakukan proses implementasi pembelajaran dengan
pendekatan berbasis saintific approach, dan penilaian berbasis autentik, serta
apa pendukung dan kendala dalam implementasi kurikulum 2013. Dalam
penelitian ini SMK Islam PB Soedirman 1 Jakarta adalah yang dijadikan
sebagai tempat penelitian karena sekolah tersebut merupakan sekolah Swasta
Kategori Mandiri (SKM) dan juga telah menerapkan sistem manajemen mutu
ISO 9001:2008 No. ID13/02419. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah survey (observasi), dengan alat pengumpul data melalui
wawancara dan dokumentasi.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan yang bersifat
deskriptif analitis, yaitu penulis menggunakan sumber data primer dan
sekunder yang dijadikan pijakannya. Adapun teknik analisa data yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis) dengan
menggunakan pendekatan deskriptif-analitik. Langkah penelitian yang
xv
dilakukan dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga tahap yaitu, tahap
eksplorasi, observasi, dan analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru Agama di SMK Islam PB
Soedirman 1 Jakarta merespon positif dengan dilaksanakanya implementasi
kurikulum 2013 terbukti Guru sangat antusias mengikuti pelbagai bimbingan
teknis, workshop dan seminar tentang kurikulum sebagai bentuk perhatian
terhadap Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan
dasar dan menengah. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan
pendekatan saintifik approach yaitu melalui proses (5M) mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, mengkomunikasikan.
Sementara RPP yang disusun oleh guru tidak diawali dengan menganalisis
regulasi Permendikbud sehingga RPP belum mengacu pada Undang-undang
Permendikbud No. 103 tahun 2014, melainkan guru-guru menyusun RPP
dengan memodifikasi dari RPP yang ada kemudian ditambahkan pendekatan
pembelajaranya (Permendikbud RI No. 81A tahun 2013). Untuk perancangan
tatap muka dalam RPP K.13 setiap RPP disusun secara sekaligus untuk tiga,
empat bahkan lima kali pertemuan. Dalam evaluasi pembelajaran guru
menggunakan pendekatan penilaian autentik yaitu dengan menilai semua
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Penilaian pengetahuan diambil
melalui NH, UTS, dan UAS. Penilaian keterampilan melalui praktek, projek
dan portofolio. Penilaian sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian
antar teman sejawat, jumlah kewajiban hadir dan jurnal. Faktor pendukung
Pembelajaran Agama Islam dalam K.13 adalah nilai-nilai spiritualnya
terintegrasi ke semua mata pelajaran yang diikat menjadi Kompetensi Inti
(KI.1). dan Posisi guru dalam K.13 sebagai fasilitator akan lebih dekat
dengan siswa karena guru menjadi mitra dalam belajar, sehingga guru bukan
sumber belajar utama melainkan membantu siswa yang kesulitan dalam
memahami pembelajaran. Sedangkan yang menjadi faktor kendala terbesar
dalam implementasi K.13 adalah siswa belum siap menerima materi
pembelajaran dengan sistem pendekatan pembelajaran saintifik approach
karena kurangnya daya membaca siswa dan masih cenderungnya dengan pola
lama yaitu siswa akan belajar ketika guru sudah memberikan instruksi,
rangsangan, ataupun perintah secara terstruktur.