dc.description.abstract |
Pendidikan karakter merupakan suatu sistem terencana untuk
mengembangkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik sehingga menjadi
manusia yang berbudi luhur. Karakter dikembangkan sebagai suatu
ketrampilan yang baik, dan tindakan yang baik, keterampilan ini dapat
ditanamkan dalam standar kurikulum yang dilaksanakan oleh guru
dengan memberikan teladan yang baik. Terkait dengan lembaga pendidikan
sebagai pelaksana pendidikan karakter, saat ini lembaga pendidikan dan guru
dihadapkan pada tuntutan yang berat, terutama untuk mempersiapkan siswa
agar mampu menghadapi berbagai dinamika perubahan yang berkembang
pesat. Perubahan yang terjadi bukan saja berkaitan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tetapi juga menyentuh perubahan dan
pergeseran aspek moral masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk
mendiskripsikan penerapan pendidikan karakter yang landasannya dari
Pemikiran Ki Hadjar Dewantoro, serta nilai-nilai religius yang di tanamkan
pada peserta didik.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Informan dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive dan bersifat
snowball sampling yaitu penentuan sampel pada awalnya masih bersifat
sementara, dan akan berkembang kemudian setelah peneliti berada di
lapangan. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi
dengan menggunakan alat pengumpul data berupa camera digital, pedoman
wawancara, pedoman observasi, dan hasil studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di SMA Yapink yakni
menerapkan pendidikan karakter yang landasannya dari pemikiran Ki Hadjar
Dewantoro yaitu terbangunnya akhlak atau budi pekerti dari individu sebagai
karakter keislaman agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia dengan
konsep dasar yaitu keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun
kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik (tut wuri handayani), dengan smenanamkan nilai-nilai
pendidikan karakter yang mengacu pada perangkat mengajar guru yaitu
SILABUS/RPP, dan pelaksanaan menggunakan dua cara, yakni
intrakulikuler dan ekstrakulikuler. |
en_US |