dc.description.abstract |
Sudah menjadi kodrat alam bahwa dua orang manusia dengan jenis kelamin yang berlainan, seorang laki-laki dan seorang perempuan ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup bersama. Pemikahan merupakan institusi agung untuk mengikat dua lawan jenis dalam satu ikatan keluarga, namun bagaimana jika pemikahan tersebut dilakukan oleh pasangan di bawah umur?. Hal ini terjadi di Kampung Sindang palay, Cicurug, Sukabumi yang mayoritas disana menikahkan anak mereka dibawah umur, dengan melihat banyaknya dampak dari pemikahan tersebut, baik dari segi pendidikan dan ekonomi yang melemah, tingkat perceraian yang bertambah, kurangnya kesadaran sosial pada orang tua, dan segi pergaulan bebas yang meningkat.
Meninjau dari hasil penelitian Sari eka Lestari Putri, Linda Sri Astuti,dan Dyna Novarianti terdapat kesamaan dan perbedaan dengan teori penulis, yaitu sama-sama meneliti pemikahan dini dan perbedaannya dari jenis penelitian, mereka menggunakan jenis penelitian kualitatif sedangkan penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif, adapun metode yang penulis gunakan yaitu analisi korelasi menghubungkan antara variabel X (Tingkat Pendidikan Orang Tua) dengan variabel Y (Pemikahan Dini) yang menggunakan tekhnik product moment.
Hasil penelitian menunjukan bahwa r hitung diperoleh 0,0026 lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikan 5% di peroleh 0,396 dan pada taraf 1 % di peroleh 0,505. Maka dapat di simpulkan bahwa tingkat pendidikan orang tua dengan kepustusan pemikahan dini tidak ada hubungan yang signifikan. |
en_US |