Abstract:
Dalam Pendidikan terdapat arah atau tujuan yang hams dicapai sesuai dengan cita-cita yang diinginkan. Oleh karena itu dalam proses interaksi edukatif antara guru dan mu.rid selalu diarahkan kepada pencapaian tujuan.
Dalam pada itu terdapat perintah atau suruhan, larangan atau pencegahan termask juga anjuran, hadiah, hukuman dan iainnya. Perkataan seorang guru dalam mengarah.an muridnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu, harus bersifat mengikat artinya perkataan seorang guru yang berkenaan dengan perintah, larangan, anjuran dan sebagainya harus mempunyai kekuatan mengikat terhadap murid-murid sehingga secara sadar dan keinsafannya sendiri murid dapat melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikatakan guru. Guru adalah pendidik formal di dalam sekolah yang barang tentu terus mampu menjadikan dirinya sebagai sarana pencapain cita-cita pada anak. Khususnya mengenai guru agama, hams sanggup menjadikan dirinya sebagai pendukung kebenaran cita-cita agama.
Peke1jaan jabatan guru agama adalah luas, "yaitu untuk membina seluruh kemampuan-kemampuan dan sikap-sikap yang baik dari murid sesuai dengan • aJaran T ts 1 am ,, ·. 1
Oleh karena itu pendidikan mensyaratkan agar guru mempunyai kelebihanÂkelebihan yang dengan dimanifestasikan dalam bentuk bimbingan dan asuhan, yang dengan kelebihan-kelebihan itu anak didik akan memanifestasikan pengakuannya dalarn bentuk kepatuhan. Kelebihan yang dimaksud adalah syarat-syarat guru itu sendiri sebagai tenaga profesional kependidikan. Kesemuanya ini menggambarkan betapa penting dan besar pengaruh kewibawaan seorang gurn dalam tugas mendidik yang pada akhirnya akan mevvujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan