Abstract:
Tantangan zaman yang menghimpit umat Islam saat berdirinya Muhammadiyah pada tahun 1912 dapat disebut antara lain : Umat Islam hampir di seluruh dunia di bawah belenggu cengkraman penjajah, kebekuan pemikiran keagamaan dan rendahnya mutu pendidikan. Tantangan dan himpitan itu semakin berat jika dibandingkan dengan dunia pendidikan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan yayasan Katholik dan Protestan yang bergerak tidak saja dalam bidang pendidikan, tetapi juga dalam pelayanan sosial seperti rumah sakit, panti asuhan dan rumah jompo. Dalam situasi umum yang sangat menghimpit umat Islam seperti itu, munculah gagasan-gagasan untuk membentuk satu organisasi keagamaan yang berupaya untuk sebisa-bisanya merespon tantangan zaman tersebut.
Sudah menjadi sunatullah bahwa segala sesuatu yang didasari oleh
penemuan-penemuan tentu ada penciptanya, begitu juga dua organisasi yang
dipandang besar bagi umat Islam di Indonesia merupakan salah satu substansi
bagi Islam itu sendiri yakni dengan dua tokohnya KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy'ari. J
"Di sisi lain pendidikan yang dikelola oleh pemerintah kolonial
berorientasi pada pengetahuan dan keterampilan duniawi. "2 Corak pendidikan
tersebut sesuai denga strategi politik pemerintah kolonial Belanda yang ingin
netral terhadap agama. Oleh karenanya A. Mukti Ali mengemukakan
"sebenarnya sistem pendidikan kolonial Belanda itu bersifat intelektualitas,
individualistis dan kurang sekali dasar-dasar dan asas-asas moral. "3 Oleh
karenanya bagi para tokoh-tokoh pada saat itu merupakan tantangan yang harus dijawab dengan ide dan tindakan.