DSpace Repository

lmplikasi Pedagogis Dalam Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq

Show simple item record

dc.contributor.advisor Zainun Kamal
dc.contributor.author Ade Kartika, 97310437
dc.date.accessioned 2023-06-09T07:27:36Z
dc.date.available 2023-06-09T07:27:36Z
dc.date.issued 2002
dc.identifier.uri http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2989
dc.description.abstract Setiap Agama mempunyai pemimpin yang menolong dan mengarahkan para penganut Agama tersebut. Pada tujuan akhir dalam beragama. Demikian pula dengan agama Islam, salah satu agama terbesar dan bersejarah didunia. Pemimpin umat dalam agama disebut Rasul, khalifah dan imam bertugas untuk mengarahkan umat Islam kepada keselamatan didunia dan diakhirat. Pemilihan pemimpin atau penolong yang tepat seperti rasul-Nya dan orang-orang yang beriman akan menjadi pengikut Allah sebagai pemenang, seperti yang dijanjikannya dalam Q.S. Al-Maidah ayat 56 di atas. Pemimpin terbesar dalam agama Islam adalah Nabi Muhammad SAW dan nama besarnya diakui dan dicantumkan sebagai nomor satu dalam buku seratus tokoh dunia. Keberhasilannya dalam mengarahkan pengikutnya kejalan Allah tidak lepas dari kesadaran, kecerdasan, jiwa pemimpin, ketakwaan dan dukungan dari orang­orang yang terdekat dengannya dan di antaranya adalah Abu bakar shiddiq R.A. Setelah wafat Nabi Muhammad SAW, umat Islam membutuhkan seorang pemimpin yang dapat mengayomi dan melindungi mereka. Nabi Muhammad tidak meninggalkan wasiatpun tentang pengganti dirinya sebagai pemimpin umat. Hal ini bertentangan dengan pandangan Syi'ah yang mengatakan bahwa Nabi telah mewasiatkan tampuk pimpinan kepada Ali bin Abi Thalib RA, kabar tentang kebenaran wasiat ini menjadi pertanyaan umat Islam selanjutnya. eandainya wasiat itu benar adanya, maka pastilah kaum Anshor mengetahuinya dan mereka tidak perlu berkumpul di Saqifah Bani Sa'idah untuk membicarakan masalah kekhalifahannya dan mencari pengganti yang tepat untuk tugas ini. "Dan seandainya wasiat itu benar, maka sahabat-sahabat Nabi yang terdekat seperti Abu bakar, Umar bin Khattab, Ustman bin affan, tentu akan langsung membaiat Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah, karena mereka adalah orang-orang yang tidak mungkin mengingkari wasiat Nabi. Ali sendiripun tidak akan mau mengingkari wasiat Nabi dengan membaiat Abu bakar shiddiq. en_US
dc.language.iso id en_US
dc.publisher Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta en_US
dc.subject pedagogig en_US
dc.subject Abu Bakar Ash-Siddiq en_US
dc.title lmplikasi Pedagogis Dalam Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq en_US
dc.type Skripsi en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account