Abstract:
Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di dunia dan Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang tersusun dari huruf-huruf hijaiah dan diberi tanda baca. Al-Qur’an juga menjadi sumber pahala bagi orang yang mencari ridho serta surga yang Allah janjikan. Namun di Indonesia sendiri pada tahun 2018 sekitar 54%, pada 2019 sekitar 65% dan pada tahun 2022 sekitar 72,25% dari 3.111 masyarakat Islam buta aksara Al-Qur’an. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran maupun media dan model pembelajaran yang digunakan di sekolah. Oleh karena itu penulis ingin meneliti tentang model pembelajaran sentra khususnya sentra imtaq yang di dalamnya mengembangkan 6 aspek perkembangan dan sentra imtaq khusus mempelajari ilmu agama salah satunya penulisan huruf hijaiah pada kelompok B (5-6 tahun). Dengan mengajarkan anak sejak dini penulisan huruf hijaiah dapat memudahkan dan membantu anak dalam belajar membaca Al-Qur’an.
Penelitian ini meneliti tentang bagaimana implementasi sentra imtaq dalam penulisan huruf hijaiah pada kelompok B di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 85 Legoso Ciputat Timur. Pada penelitian sebelumnya lebih kepada pengenalan dan membaca huruf hijaiah, sedikit yang meneliti tentang penulisan huruf hijaiah yang dapat membantu siswa dalam mempelajari membaca huruf hijaiah.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif jenis deskriptif. Sumber data premier peneliti peroleh dari kepala sekolah, guru kelas sentra imtaq, siswa kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal 85 dan orang tua siswa. Sumber data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen, jurnal dan buku-buku. Peneliti menggunakan observasi, wawancara an dokumentasi sebagai teknik pengumpulan. Dan teknik analisis data peneliti menggunakan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dengan adanya pembelajaran model sentra dengan penggunaan media yang menyenangkan dapat membuat suasana belajar yang kondusif sehingga anak fokus dalam pembelajaran penulisan huruf hijaiah. Pada kelompok B di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 85 mengalami perkembangan karena usia yang sudah matang untuk belajar menulis.
