Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengukapkan konsep pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter peserta didik melalui aktivitas pembelajaran, untuk mendeskripsikan berbagai stretagi pembelajaran pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter peserta didik, dan untuk mengetahui dan mendeskripsikan berbagai hasil revitalisasi pendidikan agama Islam dalam rangka membentuk karakter melalui aktivitas pembelajaran di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 2 Batu Ceper Tangerang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Dengan menggunakan teknik analisis data dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini mengukapkan bahwa sebuah revitalisasi merumuskan pencapaian tujuan pembentukan karakter sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sosial masyarakat yang memiliki konsep pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter terlaksana melalui perencanaan dan perumusan serta penetapan visi sebagai tolak ukur pencapaian keberhasilan yang cakupannya luas sesuai kebutuhan zaman dan lingkungan sekitar, yang fokus pencapaian kepemilikan karakter mengacu pada ruang lingkup nilai-nilai berwawasan Ahlussunnah wal Jamaah atas sebuah strategi yakni: Pertama, transformasi nilai melalui pembelajaran yang berfokus penanaman nilai-nilai dan wawasan Ahlussunnah wal Jamaah atas pembahasan mengenai topik-topik yang membangun pengetahauan tentang sikap at-Tawassuth sebagai sikap moderat dengan kebenaran dan kejujuran, al-Amanah (dapat dipercaya), al-Ta’awun (tolong-menolong), al-Adalah (adil), al-istiqamah (konsisten), Al-itidal (displin dan seimbang), Toleransi (at-tasamuh), Reformatif/amar ma’ruf nahi munkar. Kedua, transformasi nilai dilakukan menggunakan kitab-kitab kuning karangan ulama klasik dan kontemporer, agar dapat mengetahui secara sadar dan terekam dalam pikiran melalui sikap seimbang (tawazun) dan i’tidal, pola pikir toleran, pola pikir reformatif, pola pikir dinamis. Ketiga, didukung dari kompetensi dan kemampuan seorang ustadz/guru/Kyai dalam mengelola suasana belajar atas sebua model pembelajaran yang digunakan. Keempat, transinternalisasi nilai sebagi model atau metode pembelajaran yang terencana dan terumuskan.
