dc.description.abstract |
Pada dasarnya kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh siswa
berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa berkemampuan
tinggi. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang
berkemampuan rata-rata (normal) disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang
menghambat tercapainya kinerja akademik sesuai dengan harapan. Adapun
tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan
metode VAKT untuk meningkatkan pemahaman anak disleksia pada
pembelajaran PAI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif melalui analisis data berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru
PAI, siswa disleksia dan wali kelas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Dalam hal mengatasi
kesulitan belajar yang dihadapi siswa, seorang guru harus bisa memberikan
suatu metode pembelajaran kepada siswa yang menarik dan mudah dipahami
siswa. Dengan menggunakan metode multisensori atau VAKT pada
pembelajaran PAI, siswa yang mengalami kesulitan bisa tertangani dengan
tepat. (2) Pola pengaturan kelasnya berbeda dengan sekolah lain. SD Pantara
menggunakan penanganan kelas kecil, Kelas tersebut tidak dikelompokkan
per gangguan belajarnya (disleksia, diskalkulia, disgrafia dan autis). Tetapi
dikelompokkan menurut levelnya yaitu kelas 1-6 SD. (3) Penerapan metode
VAKT yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama islam bahwa
adanya peningkatan pemahaman anak disleksia di SD Pantara dibuktikan
dengan adanya pembiasaan sikap keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Pemahaman Pendidikan Agama Islam dilihat dari praktik berwudhu, azan,
iqomah, sholat dan berpuasa saat Bulan Ramadhan. Dengan demikian dapat
ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode VAKT yang dilakukan oleh
guru PAI pada pembelajaran PAI menghasilkan dampak yang positif dan
efektif terhadap pemahaman belajar siswa disleksia. |
en_US |