Abstract:
Kegiatan pembelajaran di kelas menghadapkan kita dengan
keanekaragaman karakteristik siswa. Kesulitan belajar (learning difficulty)
memang menjadi suatu masalah yang dialami siswa di sekolah dasar dan
menengah maupun mahasiswa di level perguruan tinggi. Kreatifitas guru
dalam mendesain metode pembelajaran yang disenangi dan bermakna bagi
siswa sehingga siswa dapat menghubungkan pengetahuan awalnya dengan
materi yang akan dipelajari. Dengan demikian diharapkan siswa dapat lebih
mudah memahami materi yang diberikan.
Sekolah Dasar Emirattes Islamic School, Bintaro, Jakarta Selatan,
memiliki keunikan tersendiri bagaimana cara mengetahui kesulitan belajar
siswanya, mereka menerapkan kegiatan “Morning Password“ dimana pada
setiap pagi anak-anak dibiasakan mengevaluasi pelajaran-pelajaran yang
telah diajarkan, menimimalisir kesulitan pemahaman peserta didik, serta
pendidik juga memperhatikan kesiapan fisik, dan mental para peserta
didiknya agar begitu masuk kelas peserta didik sudah siap untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan efektif. Fungsi dari kegiatan
ini memiliki banyak fungsi kesamaan dengan apersepsi.
Jenis penelitian ini menggunakan jenis analisis deskriptif, lokasi
penelitian di SD. Emirattes Islamic School, Bintaro, Jakarta Selatan. Subjek
penelitian adalah Pendidik, Peserta didik, dan Orangtua. Dengan
menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Pelaksanaan apersepsi melalui kegiatan morning password dapat
mengetahui apa saja kesulitan belajar yang dialami oleh siswa didukung
dengan beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Selain itu, kegiatan ini
juga dapat memberikan penguatan (reinforcement) atas pelajaran yang telah
lalu, memeriksa kesiapan belajar anak sebelum dimulai pembelajaran dikelas
ketika keadaan anak didik masih fresh dipagi hari. Maka, berdasarkan
observasi yang peneliti lakukan bahwa Implementasi apersepsi melalui
kegiatan morning password dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa di
SD. Emirattes Islamic School, Bintaro sudah efektif.