Abstract:
Banyak orang tua yang memasukkan anaknya ke pesantren, supaya
anaknya lebih mandiri, namun yang terjadi ketika santri baru masuk pesantren,
banyak dari mereka yang tidak bisa menerapkan kemandirian dalam dirinya,
sehingga Pondok Pesantren Daarul Rahman III Depok menerapkan wali kelas
dan wali asuh untuk membantu santri dalam pembentukan kemandirian
mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan
wali kelas dan wali asuh dalam membentuk kemandirian santri baru dan
mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pembentukan
kemandirian santri baru.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif, teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi, teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Strategi yang digunakan wali
kelas dan wali asuh dalam membentuk kemandirian santri baru Pondok
Pesantren Daarul Rahman III Depok baik. Adapun strategi-strateginya adalah
(1) kerjasama yaitu melalui diskusi/rapat sebagai sarana bertukar pikiran serta
evaluasi santri, dan antar wali kelas dan wali asuh saling membantu jika ada
salah satu yang mengalami kesulitan, (2) pembiasaan yaitu wali kelas dan wali
asuh menentukan program pembiasaan yang harus ditaati oleh santri, (3)
pengawasan yaitu wali kelas dan wali asuh ikut serta dalam setiap kegiatan
santri dan memberikan nasihat dan saran bagi santri, (4) peneladanan yaitu
wali kelas dan wali asuh ikut mentaati setiap peraturan yang dibuat dan
keduanya menunjukkan komitmen yang sama. Adapun faktor pendukung
dalam pembentukan kemandirian santri berasal dari faktor eksternal yaitu
teman, lingkungan, pengurus, orang tua, wali kelas, wali asuh, dan seluruh
program serta peraturan yang ada di Pondok Pesantren Daarul Rahman III
Depok. Sedangkan faktor penghambatnya berasal dari faktor internal yaitu
berasal dari diri santri yang masih mengikuti sifat negatif dalam dirinya