Abstract:
Setiap manusia pasti diberi anugerah berupa kecerdasan
dan potensi yang ada pada dirinya, manusia mempunyai
kemampuan mental umum untuk belajar dan mengajarkannya,
serta mempunyai kemampuan untuk berpikir. Dalam kegiatan
belajar mengajar dikenal dengan strategi pembelajaran seorang
guru, strategi pembelajaran sangat penting karena menjadi
acuan yang menjadi dasar dalam pembelajaran. Di dalam dunia
pendidikan untuk menghasilkan pembelajaran yang optimal
masih berorientasi pada Intelligence Quotient (IQ), Emotional
Quotient (EQ), dan salah satunya yaitu Spiritual Quotient (SQ).
Spiritual Quotient (SQ) merupakan kecerdasan jiwa yang dapat
membantu kita dalam menghadapi berbagai masalah dan
membangun diri secara utuh. Dalam penelitian ini peneliti
memilih SMA Islam Al-Azhar 5 Cirebon sebagai objek
penelitian karena sekolah tersebut menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran dengan bercirikan keislaman yang kuat dengan
menanamkan nilai-nilai keislaman, mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang di dasari dengan nilai
keislaman yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat
deskriptif analisis untuk menemukan prinsip-prinsip dan
penjelasan yang mengarah penyimpulan dan cenderung
menggunakan analisis.
Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti simpulkan
bahwa strategi pembelajaran Spiritual Quotient (SQ) yang
diterapkan di SMA Islam Al-Azhar 5 Cirebon secara umum
sesuai dengan teori yang dibahas pada kajian teori. Dengan
menerapkan berbagai kegiatan yang mengandung aspek-aspek spiritual seperti tadarus Al-Qur’an setiap pagi di pandu oleh
guru mata pelajaran, shalat dhuha berjamaah, shalat duhur
berjamaah, mengulang hafalan juz 30 setelah shalat duhur,
pembinaan baca Al-Qur’an, khusus untuk hari jumat
kegiatannya adalah shalat jumat berjamaah, infaq jumat, dan
Yasinan, kemudian mengadakan acara yang mengandung
aspek spiritual yaitu peringatan hari besar islam seperti Isra
Mi’raj, Maulid Nabi, shalat Idul Fitri, shalat Idul Adha, dan
berkurban. Proses pengembangannya menggunakan pola
pembisaan, dengan pola pembiasaan tersebut dapat melekat di
dalam diri siswa.